Bisnis Online Terhemat

 

pasang iklan

Minggu, 11 September 2011

Mengambil Hikmah di Balik Tragedi 11 September

Bismillahirrahmanirrahim

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan…. (QS Al Hajj : 78)

Hari ini tepat tanggal 11 september setidaknya mengngatkan kita pada sebuah peristiwa besar yang terjadi 10 tahun lalu. Di mana peristiwa ini berdampak pada berbagai tuduhan barat yang dilayangkan kepada umat muslim dengan stempel “teroris.” Tidak sedikit yang berpendapat bahwa kejadian tersebut hanyalah konspirasi tingkat tinggi yang dilakukan negara adikuasa itu (AS).

Kita (umat muslim) di Indonesia mungkin sebagian percaya bahwa melakukan hal-hal seperti itu (pengoboman) adalah termasuk unsur-unsur jihad. Padahal dalam surah Al Hajj di atas telah diterangkan bahwa jihadlah yang sebenar-benarnya, bukan jihad namanya bila itu menyakiti manusia lain tanpa udzur (alasan) yang jelas. Walaupun mereka kafir, mereka adalah kafir yang tidak patut untuk diperangi karena seyogyanya mereka tidak mengganggu dan membahayakan umat Islam (atau bisa dikatakan kafir dzimmi, mu'ahid, dan musta'min). Bahkan Rasulullah pernah bersabda, “barang siapa yang menyakiti mereka, berarti sama halnya dia telah menyakiti aku.”

Yap, tapi saya tidak membahas banyak hal itu sekarang ini. Mari kita fokus kembali tentang peristiwa 11 september ini dan melihat hikmah di baliknya. Ya… Di balik sejumlah kepedihan dan kepahitan mengecap hidup sebagai Muslim di AS khususnya maupun di seluruh dunia, serangan 11 September ternyata membuahkan hikmah. Nama Islam mungkin masih terasa asing bagi sebagian besar warga AS sebelum peristiwa tersebut.

Direktur AMC Aly R Abuzaakouk mengakui bahwa Islam masih asing di mata masyarakat AS. Sejak tragedi 11 September 2001, mereka seolah baru menyadari keberadaan agama ini di lingkungan mereka. “Buku-buku tentang Islam banyak terjual di mana-mana. Orang memburunya. Tapi tentu saja ada sisi positif dan sisi negatif dari semua perkembangan ini. Semakin tahu tentang Islam maka ‘musuh’ kami pun semakin mengenali kami. Jujur saja, sebab ada kelompok tertentu yang tidak menyukai kami,” tutur Abuzaakouk.Namun bagi Abuzaakouk, sisi positifnya tentu lebih banyak. Pasalnya, orang menjadi lebih mengetahui esensi ajaran Islam. Tingginya minat terhadap Islam setelah tragedi 11 September diakui Pula oleh Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relation (CAIR), Dr Nihad Awad. Buku yang paling laris dijual saat itu adalah buku tentang Islam, termasuk Al Quran. Tentu ini menarik sekali karena untuk pertama kalinya ribuan warga Amerika menginjakkan kaki di masjid. Mereka lebih tertarik untuk mengetahui Islam, namun sayangnya mereka banyak di kelilingi oleh opini media.

Imam Syamsi Ali dari Masjid Al Hikmah di Queens, New York, memiliki pengalaman unik. Pria kelahiran Indonesia ini adalah satu-satunya ulama Islam yang clitunjuk mewakili umat Islam dalam acara doa bersama yang digelar di stallion Yankee, New York, beberapa hari setelah tragedi terjadi. Sejak serangan 11 September, beliau jadi lebih banyak diundang oleh berbagai pihak untuk berbicara soal Islam.

Sementara Imam Yahya Hendi menyebutkan, salah satu hikmah di balik tragedi tersebut adalah banyaknya berita tentang Islam di sejumlah media, dalam empat bulan terakhir. “Jumlahnya bahkan jauh lebih banyak — bahkan jika dibandingkan sejak bangsa ini (AS) berdiri 200 tahun yang lalu, kata beliau. Saat ini telah banyak orang Amerika yang ingin tahu lebih banyak mengenai Islam.Soal perang yang digelar AS untuk kampanye antiteroris, Imam Yahya memiliki pandangan lain. Menurutnya, perang bukanlah jalan satu-satunya. Beliau percaya perang bukanlah solusi yang baik karena hanya akan mengakibatkan reaksi dan kebencian.. Soal ada segelintir orang yang mengaitkan Islam dengan terorisme,Imam Yahya juga berkeyakinan bahwa terorisme tidak memiliki agama. Dan Agama tidak berhubungan dengan terorisme. Dunia internasional harus menemukan definisi mengenai terorisme.

Fenomena menarik lainnya diungkap aktivis LSM asal Irak. Menurutnya, ada peningkatan jumlah orang yang memeluk agama Islam sejak 11 September 2001. “Sebelum 11 September, ada enam ribu orang yang masuk Islam setiap tahunnya. Setelah tragedi itu, kini jumlahnya meningkat jadi 20 ribuan clalam waktu beberapa bulan saja,” ujarnya. Sebagian besar yang tertarik menjadi Muslim adalah warga kulit hitam asal Afrika, menyusul keturunan Spanyol, dan warga kulit putih. (m.voa-Islam.com)

Pepatah Inggris berkata, Every cloud has a silver lining: setiap kejadian akan
selalu berbuah hikmah, dan dalam Islam pun menjelaskan itu. Mudah-mudahan, peristiwa 11 September ini dapat membawa hikmah, terutama bagi umat Islam. Kini kita semua (umat muslim khususnya) harus berusaha membuat diri kita senyaman mungkin dengan nilai-nilai yang kita anut dan berupaya untuk mwngendalikan hawa nafsu kita. Itulah JIHAD kita!!!

Wallahu a’lam bisshowab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar