Bisnis Online Terhemat

 

pasang iklan

Kamis, 22 September 2011

Waktunya Untuk Bangun Wahai Pemuda!!! (Potret Para Pemuda/i Islam Saat Ini)

Bislmillahirrahmanirrahim

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “ Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS Al-Ahqaaf : 13)

DAHULU, sebelum usia 20 tahun Usamah bin Zaid telah menjadi panglima perang yang prajuritnya terdiri dari para sahabat Rasulullah SAW, di usia yang sangat muda pula Imam Syafi’I telah hafal Al-Qur’an dan menjadi mufti, dan masa mudanya sultan Muhammad al-Fatih berhasil merebut konstantinopel (kota penting bagi bangsa romawi) lalu mengubahnya menjadi Istanbul sekarang ini.

SAAT INI,
Sebelum lulus SMA banyak pemudi yang hamil di luar nikah, di usia sekolah kebanyakan dari kita takluk oleh hawa nafsunya, pemuda lainnya lebih suka menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang, pergi nongkrong, main game, dugem, dan lain-lain.
Kini kita lebih banyak belajar pada televisi, lebih banyak memakai Koran daripada Qur’an sebagai pedoman, dan ahlak jahiliyah kebarat-baratan yang lebih dipakai sebagai ukuran.
Sesama saudara dan teman saling merendahkan. Orang tua pun sudah banyak yang tak dihargai lagi. Kata kotor lebih banyak keluar dari mulut daripada dzikrullah.
Bioskop dan mall lebih ramai dari masjid meskipun di waktu-waktu shalat. Dan semakin banyak kaum muda yang terlalu “miskin” hingga tak punya cukup kain yang bisa menutupi auratnya.

Suka atau tidak itulah gambaran yang terjadi, kita tidak bias memungkiri kalau ada juga kaum muda yang punya segudang prestasi dalam pendidikan maupun olahraga. Tapi dalam agama? Ialah KTP mungkin Islam tapi apakah kelakuan sudah sesuai?
Apakah kita sudah kehilangan kepercayaan diri ataukah kehilangan jati diri?

Kita adalah pemuda yang dikoar-koar sebagai penerus generasi bangsa dan pemimpin masa depan, sebuah generasi yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan umat Islam dan bangsa ini dengan izin Allah Azza wa Jalla.
Bukan pemuda yang loyo dan mudah terlena oleh kenikmatan dunia sesaat.
Bukan pula pemuda yang rela menjual agama dan imannya dengan harga yang murah.
Atau kaum muda yang hanya mengejar embel-embel keren, gaul, gaya, macho, modis, seksi ataupun trendi.

Ingatlah, dalam artikel sebelumnya sudah saya katakana bahwa masa muda ini adalah masa yang pendek, maka harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Sebelumnya juga saya telah memberitahukan sabda nabi Muhammad SAW mengenai memanfaatkan lima waktu sebelum datang waktu yang lain.
Al Munawi mengatakan, Lima hal ini (waktu muda, waktu sehat, masa kaya, masa luang, dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang. :” (Al Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356).
Benarlah kata Al Munawi, “Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal.
Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-sia”.

Masa muda kita hanyalah sekali dan tidak akan terulang kembali dan waktu adalah sesuatu yang berharga, yang bisa kita manfaatkan atau malah balik melibas kita.
Pada akhirnya hanyalah ada dua golongan yang tersisa, yang pertama adalah yang sukses dan yang kedua adalah yang gagal. Perbedaan antara keduanya hanyalah tentang menggunakan waktunya saat muda, sehat, kaya, banyak waktu luang, dan hidup sebelum kematian.

Lihatlah pada diri sendiri. Sudah berapa umur anda saat ini, 15, 17, 21, 25, atau 30. Apa saja yang sudah engkau lakukan selama itu? Bermain-mainkah, atau berhura-hura?
Bagaimana dengan kewajiban agama, terlaksana ataukah cuek-cuek bebek?
Masalah yang dialami setiap kaum muda adalah hampir sama yaitu salah dalam memahami dan menyikapi masa mudanya. Hampir sebagian besar pemuda memiliki persangkaan dan persepsi, bahwa masa muda adalah masa berkelana, hura-hura, bersenang-senang, main-main, berfoya-foya dan menghabiskan uang (orang tuanya) dan waktu untuk bersuka ria semaunya dan belum waktunya untuk memikirkan agama.

Padahal sebaliknya, dalam agama pemuda adalah kuncinya. Ketika kita memasuki usia baligh (menjadi pemuda/dewasa) berarti kita sudah terkena kewajian-kewajiban syari’at, dan saat itu jugalah segala amal perbuatan kita baik maupun buruk sudah mulai dicatat.
Untuk itu sudah saatnya kita sebagai pemuda untuk bangun melepas belenggu mimpi dan angan-angan menyesatkan. Bangun untuk memperbaiki diri, menata kembali hidup yang masih tersisa untuk menjadi seorang hamba yang tunduk kepada Sang Pencipta. Hamba yang menegakkan agama, berlomba-lomba dalam kebaikan, mengajak yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.

Jadilah pemuda yang giat menuntut ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat. Ilmu itu wajib dicari karena sungguh berbeda antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu.
Renungilah… Apakah sudah kita berwudhu dan shalat dengan benar, apakah kita beramal dan berkeyakinan yang benar? Semua itu bisa kita ketahui jika kita mencari ilmu dengan baik dan benar. Tidak lupa pula untuk mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
Janganlah menggunakan badan untuk bermaksiat dengan membawanya ke tempat-tempat maksiat, karena semua itu ada pertanggungjawabannya.

Wahai pemuda-pemudi Islam… Jadilah pemuda seperti pemuda yang berada dalam gua (Ashabul Kahfi) atau pemuda yang menjadi musuh raja zalim (Ashabul Ukhud). Mereka adalah pemuda-pemuda pilihan yang rela kehilangan nyawanya demi iman.
Mumpung masih muda, perkuatlah peganganmu pada agama, minta tolonglah kepada Allah, jagalah hak Allah niscaya Allah akan menjagamu, dan jangan luapa untuk terus berdoa memohon hidayah dan kekuatan untuk mudah menerima hidayah dan istiqamah di jalan-Nya.

Wallahu alam bisshowab
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…





Disadur dan diubah dari : Buletin Remaja Muslim Istiqomah Edisi: ke-11/tahun ke 1-18 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar