Bisnis Online Terhemat

 

pasang iklan

Sabtu, 24 September 2011

7 Penyakit Umat Islam di Zaman Modern

Bismillahirrahmanirrahim

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS Yunus : 57)

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam yang telah memberikan kebahagiaan kepada umat manusia dengan diturunkannya Al-Qur’an yang menjadi penyembuh hati bagi kita semua. Salam selalu terlimpah ke Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke alam yang penuh cahaya Illahi.

Dari fenomena-fenomena yang terjadi saat ini pada umat muslim di Indonesia ini khususnya, saya tertarik untuk berbagi ulasan mengenai hal-hal tabu yang menjadi lumrah akibat pegeseran dan tergerusnya budaya malu bangsa ini. Hal ini bisa saya katakan sebagai penyakit-penyakit hati baru yang tumbuh dan menjamur di masyarakat bangsa ini (akibat pengaruh setan dan hawa nafsu). Ada banyak sebenarnya yang bisa diceritakan mengenai “penyakit” kita sekarang ini, namun saya hanya akan membahas yang paling umum dan banyak dilakukan saja: Lets begin… ^_^

1. Menunda-nunda Sholat
Abdullah (bin Mas'ud) r.a. berkata, "Saya bertanya kepada Nabi, 'Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?' (Dalam satu riwayat: yang lebih utama 3/200) Beliau bersabda, 'Shalat pada waktunya' Saya bertanya, 'Kemudian apa lagi?' Beliau bersabda, 'Berbakti kepada kedua orang tua.' Saya bertanya, 'Kemudian apa lagi'? Beliau bersabda, 'Jihad (berjuang) di jalan Allah."' ( HR Shahih Bukhari)

Yaps… Yang paling umum dan sering kita lakukan ini, termasuk di dalamnya menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Ketika setan tidak bisa menghasut kita untuk berhenti shalat lima waktu, maka setan mungkin telah berhasil menghasut kita untuk sering menunda-nunda waktu sholat kita. Padahal begitu besar keutamaan orang yang bersegera mengerjakan shalat. Menunda-nunda shalat ini dikecam oleh Rasulullah SAW ketika tidak disertai alasan yang disyariatkan, seperti malas, mengantuk, asyik-asyiknya facebookan, twitteran, atau karena masih mengerjakan sesuatu yang seyogyanya tidak apa bila ditunda sebentar. Jadi.. mari kita mulai dengan bersegera melakukan shalat bila telah masuk waktunya.

2. Berpacaran
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al Israa’: 32)

Hal ini popular dikembangkan oleh generasi muda sekarang ini bahkan ada yang mulai sejak SD, walaupun ada manfaat yang bisa diambil dari berpacaran ini namun tentu saja mudharatnya lebih besar. Karena aktivitas ini termasuk yang paling besar memicu perzinaan di kawula muda sehingga mereka pun sudah tidak asing dengan istilah free seks, “nyoba” dulu sebelum kawin, dan sebagainya. Untuk itulah Islam mengharamkan berpacaran, karena pelaku di dalamnya akan terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan yang mendekati zina. Larangan berpacaran ini sudah saya jelaskan di artikel sebelumnya ; “Berpacaran di Bulan Ramadhan

3. Jilbab Tapi Telanjang

Waww… yang satu ini banyak kita lihat di mana-mana. Mereka mengenakan jilbab, namun baju dan celananya dibuat seketat mungkin agar bentuk tubuhnya yang “aduhai” bisa kelihatan dan dinikmati banyak orang. Padahal secara medis saja, pakaian yang ketat itu akan mengganggu kesehatan dan dapat berakibat fatal, jadi kenapa masih tetap dipertahankan? Yang bisa saya katakan, percuma saja mereka berjilbab, walaupun mereka yang tidak berjilbab itu lebih parah tapi saya rasa sama saja deh… (gak pa pa nyinggung pembaca sekali-sekali ^_^). Tapi yang paling parah itu yaaa mereka yang memakai pakaian yang “belum jadi”, paha mulusnya kelihatan, betis indahnya tersingkap, punggung eloknya terpancar, bagian atas dadanya wuihhhh…
Lebih baik gak usah diteruskan dah, jangan dibayangkan juga (buat yang cowok) tapi dipikirkan hakekatnya… Sippp?!

4. Ujub dan Riya’
“Dari Amirul mu’minin Umar bin Al-Khotthob rodiallahu’anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya amalan-amalan itu berdasarkan niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan, maka barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya adalah kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena untuk menggapai dunia atau wanita yang hendak dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang hijrahi”. (HR. Al-Bukhari: 1).

Ujub ini merasa bahwa dirinya yang paling pintar, paling benar, paling shaleh, paling baik dan paling-paling yang sebagainya namun tidak ditampakkan dalam tindakan dan perilakunya, hanya disimpan dalam hati saja. Bisa dikata ujub adalah sombong yang terselubung. Sedangkan Riya’ yaitu melakukan sesuatu yang baik dengan niat hanya ingin dipuji orang, tidak dengan niat ikhlas karena Allah. Kedua hal ini merupakan penyakit hati manusia yang sering dijadikan jeratan iblis untuk menjerumuskan muslim-muslin yang tingkatan imannya di atas rata-rata. Dan walhasil, secara tidak sadar banyak yang sudah terjebak, hati-hati yooo… ^_^

5. Korupsi
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS An Niisa : 29)

Melakukan korupsi ini juga sering kita lakukan secara tidak sadar namun masih dalam taraf yang kecil-kecil sih… Walau tidak separah dan seberbahaya korupsi di tingkatan pejabat, namun tetap saja korupsi yang kita lakukan adalah cikal bakal dari korupsi besar tersebut. Contoh : korupsi waktu (menyia-nyiakan waktu), korupsi ilmu (mengajarkan yang buruk, mengambil ilmu yang enak untuk dirinya sendiri tanpa diajarkan ke orang lain), korupsi kata (dengan berbohong dan memfitnah), riba, dan korupsi-korupsi kecil lainnya.

6. Membicarakan Orang Lain

Dalam Islam ini lebih sering dinamakan dengan ghibah. Dalam hal ini juga gossip mapun menonton tayangan-tayangan yang berbau gossip di media pertelevisian. Jikalau sesuatu yang dibicarakan itu benar itulah ghibah , namun jika sesuatu yang dibicarakan itu tidak benar maka itu adalah dusta. Allah SWT mengumpamakan dalam Al-Qur’an bahwa orang yang suka ber-ghibah itu seperti orang yang memakan daging bangkai saudaranya. Maka seharusnya kita merasa jijik untuk melakukannya.

7. Jarang Bersedekah dan Jarang Mensyukuri Nikmat
“Adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, juga mendustakan dengan apa-apa yang baik -keterangan agama dan lain-lain-, maka Kami memudahkan untuknya dalam menempuh jalan kesukaran -maksudnya ialah kejahatan, kesengsaraan dan akhirnya menuju ke neraka-. Hartanya tidaklah akan berguna untuknya apabila ia telah jatuh -binasa-." (QS Al-Lail: 8-11)

Nah… yang satu ini juga luput dan sering tidak kita perhatikan. Kita memiliki kelebihan harta, namun tidak kita syukuri dengan bersedekah malah merasa iri dengan orang lain yang hartanya lebih banyak. Akibatnya… Kita menjadi bakhil bin pelit alias kikir bin medit, harta lebih sering kita hambur-hamburkan dengan berbelanja di barang yang sebenarnya hanya termasuk kebutuhan sekunder/tersier di mall-mall (budaya kapitalisme). Tuh.. Dosanya jadi triple kan, sudah bakhil, tidak mensyukuri, dapat dosa boros lagi. Ayo… yang sering-sering ke mall tu siapa? Think yourself…

Dari uraian panjang yang cukup singkat di atas mungkin kita perlu berinstropeksi diri lagi untuk mulai merubah perilaku kita ke arah yang di ridhoi Allah SWT. Seperti kata ulama kondang terkenal, “mari kita mulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang.”

Wallahua’lam bis showab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar