Bisnis Online Terhemat

 

pasang iklan

Senin, 19 September 2011

Pemerkosaan Tak Ada Hubungannya Dengan Rok mini?

Bismillahirrahmanirrahim...

Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (QS Yusuf : 23)

Ringkasan berita di Harian Surya 19 September 2011 ; ‘Cewek Rok Mini Lawan Perkosaan
‘Puluhan perempuan yng sebagian besar mengenakan rok mini berunjuk rasa di Bundaran HI Jakarta pusat sebagai bentuk penolakan dan kecaman terhadap pemerkosaan serta tindakan menyalahkan perempuan yang selama ini biasanya menjadi korban pemerkosaan. Mereka juga mengkritik pernyataan Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan bahwa rok mini menjadi salah satu pemicu pemerkosaan (mengomentari pemerkosaan yang terjadi belakangan ini di angkutan umum).

Pemerkosaan menurut salah seorang dari mereka BUKAN disebabkan wanita menggunakan rok mini melainkan kurangnya pengamanan dari pemerintah kepada masyarakat saat berada di ruang publik. Selain berorasi, mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan. “ Jangan salahkan baju kami, hokum pemerkosa.” Tubuhku tidak porno, otakmu yang porno, jangan salahkan bajuku, salahkan pemerkosa.”

Fauzi Bowo telah meminta maaf atas pernyataannya, “ Saya minta maaf atas pernyataan saya sebelumnya rawan salah tafsir. Saya sama sekali tidak bermaksud melecehkan kaum perempuan.” Saat itu Fauzi memberi pernyataan yang dianggap oleh banyak orang menyudutkan korban, “Bayangkan saja kalau orang naik mikrolet duduknya pakai rok mini, kan agak gerakh juga.” Kata fauzi sembari bercanda.

Pernyataan itu menyulut kemarahan banyak orang. Mereka menilai tak ada hubungannya antara pemerkosaan dan rok mini. Komisioner Komnas Perempuan menegaskan, “pakaian tak dapat menjadi tolak ukuran untuk seseorang dilecehkan atau tidak. Pakaian, lanjutnya, tidak menjadi faktor yang turut berkonstribusi terhadap terjadinya pemerkosaan di tempat umum.”

Apa yang dapat anda simpulkan dari berita di atas?

Entah kenapa, begitu membaca berita ini saya jadi gregetan untuk membahasnya mengingat berita pemerkosaan di angkot ini masih hangat dan sering diperbincangkan. Dan dari saya pribadi tidak setuju banget dengan kata-kata para wanita di atas. “Rok mini tak ada hubungannya dengan terjadinya pemerkosaan, salahkan otak yang porno, pakaian tidak menjadi faktor yang turut berkonstribusi terhadap terjadinya pemerkosaan di tempat umum.”

Dari sini saya mengambil kesimpulan kalau mereka hanya berpikir di satu sisi yang menguntungkan mereka saja. Padahal secara hukum logika dan agama saja, cara wanita berpakaian memberikan konstribusi besar terhadap terjadinya perzinaan maupun pemerkosaan.

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik, (QS Al Ahzab : 32)

Coba dipikirkan, seandainya seorang wanita yang berhijab berada di angkot itu pada waktu itu, dan kalau memang supir itu sudah berniat buruk dari awal maka % kemungkinan untuk dirampok mungkin sama namun % kemungkinan untuk diperkosa pasti tidak sama, yah… tu rampok juga pasti mikir, “ kalau gua perkosa ni cewek (yang berhijab), tambah banyak gak diampuni gua ama Tuhan. Gua ambil barangnya aja dah”
Berbeda kalau misalnya yang bajunya minim, perampoknya pasti mikir, “ aduhai juga ni cewek, bodi mulus, seksi, cakep… Ahhh sikat aja sekalian mumpung ada kesempatan.”

So… Di satu sisi si perampok itu memang yang seharusnya paling disalahkan, namun di sisi lain sang wanita juga bersalah karena secara tidak langsung dia telah memancing sesorang pria yang di hatinya sudah ada penyakit. Hal ini sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 32 di atas. Mungkin saja, supir itu hanya berniat merampok saja karena alasan tertentu, namun ketika melihat “pemandangan” yang indah di depannya, yaaa.. namanya pria yang “sehat” pasti mikir juga, setan juga tak henti ngomporin syahwatnya, jadinya ya sudah, terjadilah skandal itu.

Jadi kali ini saya ajak anda untuk berpikir realistis dan melihat dari berbagai sisi suatu permasalahan agar jangan sampai kita terperangkap salah satu jebakan setan ini yaitu fitnah media. Jangan melihat sesuatu itu di satu sisi saja karena sudah pasti anda akan tertipu oleh sisi itu. Berpikirlah wahai kaum hawa, bermuhasabahlah…

Wallahua’lam bis showab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar